Aku
memanggilnya Mama. Bagiku ia malaikat berwujud manusia. Ya, malaikat tanpa
sayap. Jika seorang pria mengatakan kepada wanita yang dicintainya adalah
bidadari, maka bagiku wanita seperti Mama lebih dari bidadari.
Mama,
putri kecil yang dulu sering Mama panggil Ayung/Tuyung/Yung ini sudah tumbuh
besar. Maafkan aku Mama, jika selama ini aku banyak salah. Maafkan aku karena
aku pernah membuat Mama menitikkan air mata.
Mama, tetaplah tersenyum untukku dan jangan bersedih. Karena ketika Mama tersenyum, aku turut tersenyum. Ketika Mama bersedih, aku turut bersedih. Ya, Mama. Suasana hatiku seolah ter-setting otomatis sesuai kendali suasana hati Mama.
Mama,
kaulah salah satu orang diantara orang-orang terkasih yang selalu menjadi
subyek dalam setiap lantunan do’aku. Aku berdo’a dan berharap semoga Mama
selalu sehat, panjang umur, sukses, selalu dalam lindungan Allah SWT dimanapun
dan kapanpun serta harapan-harapannya bisa tercapai. Amin.
Mengapa
diantara do’a dan harapanku terdapat keinginan agar ‘harapan-harapan Mama bisa
tercapai’? Itu karena aku ingin harapan-harapan Mama bisa tercapai. Meskipun
Mama sudah menjadi sosok seorang ibu seperti sekarang tapi aku tahu bahwa Mama
memiliki banyak harapan karena aku pernah melihat goresan tinta hitam di buku catatan Mama bertuliskan
deretan harapan-harapan Mama. Mama juga memiliki
harapan-harapan yang tak tertulis di buku catatan Mama tapi terukir di hati Mama. Mama
memiliki harapan-harapan yang sangat ingin Mama dapatkan dan Mama raih,
termasuk tentang kesuksesan dan keberhasilanku, putri satu-satunya Mama.
Aku
akan berjuang untuk Mama. Aku ingin menggapai cita-cita dan harapan-harapanku
untuk Mama. Aku ingin, bahkan sangat menginginkan bahwa aku ingin membahagiakan
Mama. Aku juga ingin mengabulkan harapan-harapan Mama. Mama, do’akan anakmu ini
semoga meraih kesuksesan dan keberhasilan. Amin.
Terima
kasih Mama, terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu untukku dan
keluarga. Terima kasih sudah menjadi Mama yang baik bagi anak-anakmu. Terima
kasih Mama, terima kasih. Mungkin beribu-ribu terima kasih tak dapat membayar
perjuangan dan pengorbanan Mama selama ini. Untuk itu, aku akan berusaha
memberikan sesuatu terindah lebih dari sekedar kata terima kasih untuk Mama.
Mama,
aku tahu bahwa Mama adalah seorang ibu yang kuat tapi ternyata Mama juga berhati lembut. Mama bisa
berjuang dan bekerja keras bak wanita kuat seperti Wonder Women tapi nyatanya Mama juga
seperti Cinderella yang memiliki sifat penyabar. Ya, Mama seperti Princess
Elsa yang kuat, berhati baik, dan sabar. Mama adalah seorang Pleghmatis yang menyukai
kedamaian. Mama tak bisa marah terus-terusan dan ketika marah pun tak jarang
Mama menitikkan air mata. Aku tahu, bahwa Mama memiliki hati yang mudah rapuh, meskipun Mama memiliki jiwa yang tegar.
Ya
Allah, izinkan hamba-Mu ini berdo’a kepada-Mu. “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya
Allah, jagalah dan lindungilah Mama hamba dimanapun dan kapanpun ia berada,
berikanlah ia selalu kesehatan, umur yang panjang, kesuksesan dan kabulkanlah
harapan-harapannya. Hamba-Mu ini juga berharap semoga hamba bisa membahagiakan
Mama hamba. Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan segala do’a
hamba. Dan semoga yang disemogakan bisa terkabul. Amin ya Rabbal’alamin..”
:’)
Surakarta,
17 Juli 2017
Ayung
(your litte princess)
Komentar
Posting Komentar