Bulan November memang terkenal dengan bulannya musim penghujan. Makanya gak salah tuh kalau Guns N' Roses nyinptain lagu November Rain. "And it’s hard to hold a candle. In the cold November rain." (Dan sulit untuk mempertahankan lilin. Dalam dinginnya hujan November). Begitu sedikit cuplikan lirik lagunya. Berbicara mengenai musim hujan, sekarang saya bukan mau membahas soal betapa dinginnya musim hujan di bulan November ini, bukan juga soal cinta kala musim hujan di bulan November ini, Kali ini saya akan membahas mengenai pakaian yang saya kenakan untuk ke kantor. Loh? Apa hubungannya? Emang ada kaitannya? Jelas ada dong. HEHE.
Jadi gini ceritanya, suatu ketika hujan turun tak kunjung berhenti hingga menjelang sore, pun ketika jam kerja usai. Ya, hujannya macam diformalin gitu. Awettt.. Banget! Karena tak mau ambil pusing dan ingin segera pulang, saya pun nekat untuk tetap pulang, apalagi saya bawa mantel, hasrat kenekatan pun semakin bertambah. Apalagi teman-teman kantor juga nekat pulang, tambah lagi tuh kenekatan saya. HAHA.. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang meski hujan belum reda. Sampai tempat tinggal pun saya basah-basah lembap gitu meskipun saya sudah memakai mantel. Karena dari awal saat menuju parkiran kendaraan, saya sudah basah karena tidak memakai payung, belum lagi sepatu yang terkena genangan air, and.. unexpected! Ternyata helm, jaket, dan masker yang saya taruh di parkiran berkanopi juga basah karena air hujannya terbawa angin sampai membasahinya. Mau gak mau helm dan maskernya harus saya pakai ketika berkendara. (PS: Sedikit kasih tahu, kalau hujan kemarin (28 November 2017) memang deras, derasnya tuh gak biasa kayak air ditumpahin dari langit. HEHE.. Bahkan, di daerah lain tuh ada kejadian tanah longsor parah gara-gara hujan deras di hari itu. Dan di daerah tetangga pun juga banjir. Tak berbeda, di beberapa titik daerah yang aku tempati juga banjir, bahkan jalan raya pun tergenang air).
Keesokan harinya (29 November 2017)..
Pakaian yang saya kenakan hari kemarin pun tak bisa dipakai lagi dihari berikutnya. Uhh.. bau apek. Ya, apalagi kalau bukan karena efek air ujan yang bikin basah. Padahal sudah saya jemur, tapi masih aja bau. Bahkan sepatu saya pun tak bisa dipakai dihari berikutnya, helm pun masih lembap karena saya lupa mengeringkannya. Bahkan baju-baju dijemuran pun belum kering, padahal saya menjemurnya sudah sejak hari kemarin. Tapi karena hujan terus, jadi tidak kering-kering. Syukurlah baju yang saya kenakan kemarin bisa dipakai lagi. Tapi celana dan hijabnya tidak. Jadi saya harus menggantinya. (Btw, bukannya saya tidak mau ganti baju atau tidak punya pakaian lain.. Silahkan baca selanjutnya..)
Nah, cerita yang sebenernya dimulai dari sini.
Jadi, hari itu saya berangkat ke kantor dengan mengenakan pakaian yang anti-mainstream. Anti-mainstream-nya aneh maksudnya. HEHE.. Iya, beda dari yang lain. Jadi saya ke kantor pakai baju warna putih, celananya biru dongker, hijabnya (kerudung) coklat, dan sepatunya hitam. WKWK.. Bisa dibayangkan kan betapa anehnya. Tapi ya gimana lagi, demi berangkat kerja dan demi gak telat, karena gak sempet juga buat ngeringin pakaian yang masih basah waktu itu juga. Soalnya saya berangkat pagi jam 07:00, intinya sebelum jam 08:30 harus sudah masuk.
Pas di jalan beli bekal makanan, seorang teman kantor menghampiri.
"Kamu pake coklat (kerudungnya)."
"Iya ini masih basah semua pakaiannya."
Di tempat kerja, ketika hendak cek keamanan dari security.
Saya kembali bertemu dengan seorang teman yang tadi bertemu. Sambil menunggu antrian pengecekan keamanan dari security, kami bercakap-cakap.
"Weh, kamu pake coklat (kerudungnya)." Senyum-senyum.
"Iya ini." Aku senyum-senyum doang. Padahal deg-degan.
"Fyuhh.." Syukurlah.. Saya bisa lolos tanpa ada komentar apapun. HEHE.
(PS: Ketentuan dalam perusahaan tempat saya bekerja itu harus memakai seragam tertentu, yaitu seragam perusahaan, tapi khusus untuk yang masih baru, diperintahkan untuk memakai pakaian monocrome. Ya, hitam putih gitu. Tapi katanya juga boleh memakai warna lain asalkan warna gelap, misal, biru dongker. Dalam tanda kutip "selain baju" yaa.. Itu artinya, baju tetap harus berwarna putih untuk anak baru. Btw, itu alasan saya memakai lagi baju kemarin. Bukan karena males ganti baju atau tak punya baju, tetapi karena baju-baju putih saya belum kering. Iya, masih basah semua). Nah, hijab yang saya kenakan hari itu coklat karena hijab warna hitamnya masih basah semua. Untung saya tidak ditegur. Lumayan lega.
Saat jalan menuju ruangan kerja (kantor).
Aku kembali bercakap dengan teman yang tadi.
"Kamu gak di tanyain pake coklat (kerudungnya)?"
"Engga nih."
"Wah, ga dimarahin. Boleh ya.."
"Liat nih, aku pake baju warna putih, celanaya biru dongker, hijabnya warna coklat, dan sepatunya warna item. HAHA.." Rasanya pengen ngakak sendiri.
"HAHA.. Sesuk aku meh pake kerudung warna coklat aja deh. Bosen pake warna item mulu." (Nah loh, dia malah pengen nyobain buat pakai kerudung warna coklat. HAHA..)
Di ruangan kerja (kantor).
"Mbak, kamu pakai coklat (kerudungnya)?" tanya seorang teman kantor.
"HEHE. Iya ini masih pada basah semua."
Percakapan kami lanjutkan ketika kami kebetulan sama-sama di dapur.
"Tadi gimana, gak ditegur pakai coklat (kerudungnya)?"
"Engga nih, mba."
"Kirain ditegur kalau gak pakai item."
Di ruangan kerja (kantor) lagi.
"Eh, kamu pake coklat (kerudungnya) to?"
"Loh, kamu baru nyadar to kalo aku pake coklat (kerudungnya)?"
"Iya. Dimarahin ga?"
"Engga nih."
Saat makan siang. Di ruangan makan.
Saya sedikit ragu dengan pakaian yang saya kenakan. Tapi tetep dibikin enjoy. Saya mendapat pertanyaan lagi dari seorang teman. Yeah, pertanyaan yang sama.
" Mba, kamu pake coklat ya? Gak ditegur?"
"Iya nih. Engga kok. HEHE.."
Usai pulang kerja, di tempat pengecekan keamanan dari security tadi.
Saya di cek seperti biasanya. Dannn.. JENG-JENG!!! Saya tidak ditegur. Alhamdulillah.. LOLOS. Ini udah lega beneran nih. Itu artinya boleh memakai kerudung warna coklat. Terjawab sudah kalau boleh pakai kerudung wakna coklat atau tidak.
Ya, jadi intinya hari itu saya memakai pakaian yang tak biasa, warnanya beda-beda dari atas sampai bawah. Baju pituh, celana biru dongker, kerudung coklat, dan sepatu hitam. Hahh.. OOTD macam apa itu?!!! HEHE.. Sempet gak yakin pakai baju sepeerti itu ke kantor, tapi ya mau gimana lagi. Demi berangkat kerja biar gak absen. Saya lupakan dan buang rasa malu dan tetap dibikin enjoy. HEHE.. Kekonyolan yang hakiki. Tapi tak apa. Nyatanya berjalan dengan lancar. HEHE.. Jadi itu, alasan saya kasih judul cerita ini dengan "Gado-Gado Costume", karena pakaian yang saya kenakan hari itu emang macam makanan gado-gado kan campur-campur isiannya. Dalam hal pakaian saya, maksudnya warnya yang campur-campur alias beda-beda. Biar gak matching, tapi tetap pas, Cin.. Yang penting bukan karena kebanyakan micin. Eh, salah.. Maksudnya yang penting sesuai aturan yang sudah menjadi ketentuan. HEHE..
Ehem, dari ulasan cerita diatas, diajukan sebuah pertanyaan. Dimanakah letak daerah yang menjadi tempat tokoh "Saya" bekerja?
A. P. Sumatera
B. P. Jawa
C. P. Kalimantan
D. P. Sulawesi
E. P. Papua
Tentukan jawaban Anda dan berikan alasannya mengenai jawaban yang Anda pilih.
(PS: Btw, ini cerita harian atau soal ulangan? HAHAHA..)
Ehem, dari ulasan cerita diatas, diajukan sebuah pertanyaan. Dimanakah letak daerah yang menjadi tempat tokoh "Saya" bekerja?
A. P. Sumatera
B. P. Jawa
C. P. Kalimantan
D. P. Sulawesi
E. P. Papua
Tentukan jawaban Anda dan berikan alasannya mengenai jawaban yang Anda pilih.
(PS: Btw, ini cerita harian atau soal ulangan? HAHAHA..)
totalitas sekali ya kamu mba,,setiap moment pasti akan tertuang diblog ini..dan bener2 nyata ketika kamu dah cerita ma orang secara langsung. Ada bukti otentiknya di blog kamu ini..Coba setiap orang yg kamu ceritaai tentang cerita seperti ini, pasti dia ketawa loh..sama persis yg diceritaain langsung..hehehhhe
BalasHapusYadongs, Mas. Segala sesuatu harus dilakukan dgn totalitas. Jangan setengah-setengah. Baguslah kalo orang pada ketawa bahagia. Gw kan seneng bikin orang bahagia.
Hapus