Melupa untuk sesuatu yang sudah terpatri dilubuk hati memang sulit. Ya, butuh waktu.. Tapi mengingatnya pun percuma, karena ia takkan tahu. Perasaan pun takkan ia mengerti apalagi perjuangan. Memang, tak semua hal yang pernah kulakukan untuknya terlihat. Bahkan aku tak ingin memperlihatkannya apa yang ada dibelakang. Ya, perjuangan dibalik ikatan yang ada. Yang pasti, kala itu, aku tak mau menceritakan bahwa aku hanya memperjuangkan satu hati. Aku yakin dengannya, aku memilihnya untuk menjadi prioritas. Merencanakan sesuatu yang terbaik untuk kami dan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuknya. Aku.. Aku hanya ingin ia bahagia. Ya, bahagia bersamaku. Mungkin ia tak melihat sisi lain dariku. Sudut pandangnya hanya terfokus pada satu hal. Tapi.. Sekali lagi, aku tak perlu menceritakan panjang kali lebar karena aku mengerti, ia takkan menginginkan untuk tahu. Aku tak mau mengungkapkannya, tapi.. itu benar-benar membuatku merasa tersayat. Begitu perih. Bersabar adalah salah satu obat per...
Sekedar catatan dengan goresan tinta elektronik yang menjejak di layar monitor