Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Memblokir

Memblokir bukan berarti membenci, tapi merupakan cara untuk melupa (yang paling ampuh, mungkin). Karena terkadang seseorang butuh ruang untuk sendiri. Butuh fase yang bisa dibilang, "Gak tau dan gak mau tau", dengan alasan hanya tak ingin mengingatnya. Toh, suatu saat pasti akan dibuka lagi (blokirannya) ketika hati sudah merasa baik-baik saja. Dan yang pasti, cara orang untuk melupa itu berbeda-beda. Bagiku ini cara klasik sih. Teori lama. Siapa bilang aku biasa saja setelah 'moment itu'? "Kok gak sedih? Kok masih bisa ketawa-tawa? Kok cepet ngelupainnya?" Sedih pasti. Kalut. Perlu menunjukkan? Bukankah alangkah baiknya jika tetap menunjukkan kebahagiaan di depan publik? Setidaknya terlihat baik-bak saja. Tetap tersenyum, hanya untuk membiasakan diri dengan keadaan. Padahal dalam diri memotivasi, "Gak papa, nanti juga berlalu. Nanti ada gantinya yang jauh lebih baik. Ingat! Tuhan, tahu yang terbaik." Perihal melupa mungkin sulit, butuh waktu. M...

SUNSET

Siapa sih yang tak suka sunset? Pesona warna jingganya begitu memukau. Apalagi ketika menyaksikannya di saat yang tepat. Dan suasana yang tepat pula, sambil dengerin musik folk dan menikmati seduhan kopi. Emm.. Sunset memang menawan.. Maka, wajar saja jika banyak orang terpikat. Namun sayang, datangnya singkat. Ya, datangnya sunset mengingatkan kita pada kesempatan. Kadang seseorang terlalu menikmati kesempatan yang ada, namun lupa untuk memanfaatkan kesempatan itu. Ia terlalu menikmati sunset, hingga hanyut dan larut dalam balutan suasananya. Sampai tak menyadari bahwa sunset telah berganti gulita.  Ketika seseorang itu ingin mengambil kesempatan itu, yang ada justru kesempatan telah berubah. Ya, ketika ia hendak mengabadikan moment itu, moment dimana matahari sunset menampakkan wajah seutuhnya, moment dimana sunset sedang cantik-cantiknya, namum yang didapat justru matahari yang mulai tenggelam. Kala itu, ia baru sadar.. betapa berartinya sebuah kesempatan. Hari berikut...

Perihal Rindu

Aku tak pernah membenci jarak. Karena sejatinya jaraklah yang mendatangkan rindu. Karena jarak aku tahu bagaimana merindu. Jarak itu bukan suatu penghalang. Tapi bagaimana jika hanya karena jarak, seseorang mengambil langkah untuk menyudahi. Padahal itu adalah ujian yang sebenarnya bagaimana ia bisa tetap bertahan. Mungkin sebagian orang takut akan rindu. Mungkin sebagian orang takut jika rindu menyiksa. Perihal soal rindu, emang bener kata Dilan 1990, "Rindu itu berat, kamu takkan kuat, biar aku saja." Dan kataku, "Obat rindu yg paling ampuh adalah temu". Menahan rindu terlalu lama itu berat rasanya, pasti rasanya ingin cepat-cepat bertemu dengan seseorang yg dirindukan. Memang benar yaa.. kalau dalam menjalin hubungan itu harus selalu ada "kebersamaan". Setiap orang pasti mengharapkan itu, supaya rindunya selalu terobati pula. Sekedar ingin menyampaikan quote dari Tere Liye, "Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, ...