Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

POINT OF VIEW (Part II)

Kamu tahu? Kamu adalah sudut pandangku Kamu adalah titik fokusku Maka ketika aku sudah terfokus padamu, yang lain terlihat blur Ya, karena kamu adalah point of view aku. (NB: Tulisan "POINT OF VIEW (Part II) merupakan lanjutan dari "POINT OF VIEW (Part I). Hanya saja, jika yang Part I konteks-nya secara umum, sedangkan Part I lebih detail ke soal cinta. Btw, untuk Part II terlalu pendek gak sih? Hehe.. Hanya 1 bait. Tapi kurasa itu sudah cukup. Mentok sudah di kata-kata "point of view", karena itu yang menjadi klimaks tulisanku. Hehe..) Cilacap, 27 November 2018

POINT OF VIEW (Part I)

Ingin ku ubah sudut pandangku, Tapi malah tersudut Ingin ku alihkan pandanganku, Tapi malah letih yang tak kunjung pulih Sesuatu yang sudah menjadi titik fokus memang susah untuk diubah ataupun dialihkan Hal itulah yang sudah menjadi sudut pandang kita Kepura-puraan untuk tidak memandang sudut pandang hanya akan melukai dan membuatmu lelah Kamu hanya perlu fokus pada sudut pandangmu supaya kamu tidak goyah dan jelas dengan arah point of view kamu. Cilacap, 27 November 2018

Bebas (Part II)

Bebas. Lepas. Tapi tak benar-benar lepas Karena masih ada sekat. Tembok. Aku masih berada didalam ruangan. Aku masih tak bisa menjajaki dunia luar lebih dalam. Bebas itu perlu, tapi harus berbatas. Bebas. Terbatas? Apa itu bisa dinamakan bebas? Ya, tentu. Meski tak sampai 100%. Karena kadang dunia luar yang terlihat indah hanya tipu daya. Jadi, jangan terlalu terhanyut pada dunia luar yang kau lihat indah itu. Perlu batasan-batasan untuk menikmati dunia luar itu. Boleh menjajakinya, tapi jangan sampai terhanyut langkahmu. Cilacap, 27 November 2018

Bebas (Part I)

Kubuka tirai dijendela yg sudah lama tertutup. Dan kulihat dunia luar, Ternyata memang penuh warna seperti yang kau bicarakan. Aku terhanyut pada sesuatu yang kupandang itu. Ku buka jendela itu, Kini benar-benar tak ada sekat seperti kaca jendela. Ku hirup udara segar dan ku nikmati setiap hembusannya. Hingga akhirnya aku menikmatinya dan terhanyut lebih dalam. Aku merasa bebas. Cilacap, 27 November 2018

SILUET

Aku menamainya "Siluet". Dia bukan bayangan hitam, Melainkan sosok yang belum kukenal. Dia penuh teka-teki, Membuatku penasaran dan ingin tahu. Cukup sulit menemukan tentang dirinya. Tapi itu tak membuatku menyerah. Justru itu membuatku semakin ingin tahu, Dan mencarinya.. Ya, sepertinya ia memang suka menyembunyikan identitas dirinya dan tak terlalu ingin dikenal. Siluet, akan kupancarkan cahaya untuk dirimu supaya aku bisa melihatmu lebih jelas. Atau bisa jadi aku yang akan menjadi cahaya untuk menerangimu supaya aku tahu siapa kamu. Kartasura, 24 November 2018 (NB: Terinspirasi dari seseorang yang nyebelin. Hehe.. Eh, Siluet! Kalo lo stalking gw jangan ke-PD-an pokoknya. Karena ini karya. Hehe.. Btw, ga kan ada yang tahu blog gw selain orang yg bener-bener kepo-in gw.)

Hidup Itu Harus Punya Target

Hidup itu harus punya target. Kalau target aku sendiri sendiri, aku harus bisa SUKSES sebelum usia 25 tahun. Aku harus memiliki karir yang prospeknya baik untuk kedepannya. Aku harus sudah berada di zona nyaman. Karena aku ingin lega. Apapun aku lakukan untuk itu. Dan.. aku harus menikah sebelum usia 25 tahun. Maksimal 25 tahun tak apa. Karena aku perempuan. Itu adalah target aku. Dan aku harus meraihnya. Masa depan memang harus ditata mulai sejak dini. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Jangan bilang kalau ini terlambat, usiaku memang sudah 22 tahun. Nanti ketika usiaku bertambah jadi 23 tahun, pasti akan berfikir kalau tak melakukannya dari sekarang. Seperti yang sudah kualami dulu. Aku berfikir, "Kenapa tidak dari dulu aku melakukannya?" Makanya aku menargetkan dan menata dari sekarang agar di usia 23 tahun aku sudah bisa melihat dengan jelas. Arahnya kemana pun harus sudah terlihat jelas. Tidak lika-liku. Aku harus bisa. Harus bisa! Mungkin ini memang membutu...

3 Hal Yang Harus Disalurkan

Kali ini gue mau nulis tentang 3 hal yang HARUS disalurkan. Iya, HARUS! Gue pernah baca di Instagram, tentang 3 hal yang harus disalurkan. (Btw, gue lupa nama akun ig-nya. Intinya cuman nyebutin 3 hal tanpa penjelasan). Nah, apa aja sih? Daripada penasaran, gue akan sebutin beserta penjelasannya. 1. Bakat Yap. Bener banget. Bakat emang harus disalurin nih, guys. Kalo kita punya bakat dan gak disalurin itu bakal ngenes banget rasanya deh. Udah punya bakat, tapi ga disalurin.. Rasanya greget bin gemes banget! Maksudnya tuh kepengin meng-eksplore diri seseorang yang punya bakat itu. Sayang banget kan kalo gak disalurin. Apalagi gak semua orang memiliki bakat yang sama seperti yang dimiliki seseorang itu. 2. Rindu Emang yah kalo udah ngomongin rindu itu berat, bener dong kata Dilan. Yang namanya rindu kalo gak disalurin itu emang berat banget. Apalagi kalo udah super duper rindu. Kalo gak disalurin tuh sama aja kayak nyiksa diri gitu. Bener gak sih? Buat lo yang udah pernah ngrasa...

Adilkah?

Ketika kita jatuh cinta pada seseorang kita harus siap-siap terima resikonya, yaitu rasa cemburu dan sakit hati. Tapi itu sih resiko terburuknya. Ketika kita menjalin suatu hubungan dengan orang lain kita harus siap-siap resiko yang lebih besar dari sekedar jatuh cinta karena kita merasa bahwa kita telah memilikinya. Ya, lebih cenderung posesif. Namanya juga cinta. Mau gimana lagi. Apalagi kalau sudah lebih dari sekedar cinta. Pasti rasanya kita tak mau kehilangan, bukan? Ada banyak hal yang seseorang lakukan demi menjalin hubungan cinta yang harmonis. Kuncinya ya komunikasi, komitmen, saling percaya dan selalu tanamkan rasa cinta. Dengan begitu, apapun yang mengganggunya pasti akan terabaikan. Sebesar apapun badai menghantam, pasti takkan goyah. Lalu, adilkah jika suatu hubungan percintaan putus karena salah satu diantara mereka merasa bosan? Ini itu, ingin ganti dengan suasana baru dan sebagainya. Jika hanya karena itu menjadi suatu alasan untuk berpisah sepertinya tidak mas...